Selasa, 31 Januari 2012
Sabtu, 28 Januari 2012
KAEDAH TIKRAR FI AL-QUR'AN
Oleh : KM. Abdul
Gaffar, S.Th.I, M.Th.I
BAB I
A.
Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an tidak hanya sebuah sumber
ilmu, petunjuk dan isnpirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis, tapi
juga disaat yang sama, al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Oleh
karena itu, semua apa yang terdapat dalam al-Qur’an selalu menyimpan makna dan
hikmah meski kadang pikiran manusia belum sampai pada hal-hal tersebut.
Sebagian orang, khususnya Orientalis
mengklaim bahwa sistematika al-Qur’an sangat kacau[1],
banyak hal yang tak perlu dan sia-sia didalamnya, mereka memberi contoh, ziya>dah,
naqs dan tikra>r atau pengulangan ayat-ayat dalam al-Qur’an.
Akan tetapi hal ini telah dibantah
oleh banyak ulama islam. tidak sedikit jawaban yang dilontarkan mengenai
masalah ini, disertai dengan bukti-bukti yang valid berangkat dari dasar bahwa
tak ada hal yang sia-sia dalam al-Qur’an.
Begitu juga dengan persoalan tikrar
atau pengulangan ayat-ayat dalam al-Qur’an. Diperoleh banyak fungsi dan hikmah
dari bentuk ini, salah satunya adalah ta’ki>d dan tajdi>d
bagi sebelumnya. Sebagai contoh, pengulangan kisah-kisah dalam al-Qur’an
mengenai nabi-nabi dan umat terdahulu.
Imam Qutaibah menjelaskan bahwa al-Qur’an
diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagaman kabilah
yang ada dikomunitas arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika tidak ada
pengulangan ayat, maka bisa jadi hikmah dan ibrah dari berbagai kisah tersebut
hanya terbatas pada kaum tertentu saja.[2]
Dengan kata lain, tanpa tikrar dalam al-Qur’an, kisah-kisah yang sarat hikmah
tersebut hanya akan menjadi sekedar kisah basi yang hanya bisa dikenang.
Oleh karena itu, sangat penting
kiranya membahas lebih jauh mengenai tikra>r fi> al-Qur’a>n
berikut dengan kaidah-kaidah yang berkaitan dengannya. Maka dalam makalah kali
ini, akan coba dijelaskan lebih jauh mengenai hal tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Dengan
latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa poin permasalahan, sebagai
berikut :
1.
Bagaimana defenisi al-tikra>r
fi> al-Qur’a>n ?
2.
Apa saja kaidah-kaidah al-tikra>r
dalam al-Qur’an dan bagaimana pengaplikasiannya?
3.
Bagaimana urgensi bentuk al-tikra>r
dalam al-Qur’an?
Label:
TAFSIR
Langganan:
Postingan (Atom)