OLEH : FATHULLAH MARZUKI. S.Th.I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kajian tentang tradisi al-Qur’an dan
tafsir di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa Indonesianis seperti, R.
Israeli dan A.H. Johns (Islam in the Malay world: an Explotary survey with the
some refences to Quranic exegiesis, 1984), A.H. Johns (Quranic Exegiesis in the
Malay world: In search of profile, 1998). P. Riddel (Earlist Quranic Exegetical
activity in the malay speaking states, 1998).[1]
Secara singkat, aktivitas seputar
al-Qur’an di Indonesia dirintis oleh Abd Rauf Singkel, yang menyusun al-Qur’an
ke dalam bahasa Melayu, pada pertengahan abad XVII. Upaya rintisan ini kemudian
diikuti oleh Munawar Chalil (Tafsir al-Qur’an Hidayatur rahman), A.Hassan
Bandung (Al-Furqan, 1928), Mahmud Yunus (Tafsir Qur’an Indonesia, 1935), Halim
Hassan (Tafsir al-Qur’an al-Karim, 1955), Zainuddin Hamidi (Tafsir Al-Quran,
1959), Iskandar Idris (Hibarna), dan Kasim Bakry (Tafsir al-Qur’an al-Hakim,
1960), Hamka (Tafsir Al-Azhar, 1973) Tafsir al-Mishbah karya Quraish Shihab.[2]
Dalam bahasa-bahasa daerah,
upaya-upaya ini dilakukan oleh Kemajuan Islam Yogyakarta (Qur’an kejawen dan
Qur’an Sandawiyah), Bisyri Mustafa Rembang (al-Ibriz, 1960), R.Muhammad Adnan
(al-Qur’an suci basa jawi, 1969) dan Bakry Syahid (Al-Huda, 1972). Sebelumnya pada
1310 H, Kiyai Mohammed Saleh Darat Semarang menulis sebuah tafsir dalam bahasa
jawa huruf Arab. AG. Daud Ismail menulis dalam bahasa bugis Tafsire al-Qur’an
bahasa Ugi. Bahkan pada 1924, perkumpulan Mardikintoko Kauman Sala menerbitkan
terjemah al-Qur’an 30 juz basa Jawi huruf Arab Pegon. Aktivitas lainnya juga
dilakukan secara persial, seperti penerbitan terjemah dan tafsir Muhammadiyah,
Persis Bandung dan al-Ittihadul Islamiyah [KH.Sanusi Sukabumi], beberapa
penerbitan terjemah di Medan, Minangkabau dan serta kawasan lainnya.
Upaya-upaya tersebut di atas, serta
tuntutan masyarakat pecinta al-Qur’an, mengundang para cendekia untuk menulis
dan menerjemahkan berbagai karya di seputar al-Qur’an. Kepustakaan-kepustakaan
tersebut telah terisi dengan karya-karya Hasbi Ash-Shiddieqi (Sejarah dan
pengantar ilmu al-Qur’an, 1980), beberapa textbook perguruan tinggi, terjemah
karya Manna al-Qattan, serta beberapa karya penulis sendiri. Khusus dalam
wacana sejarah al-Qur’an, beberapa karya dan terjemahan telah muncul, seperti
Adanan Lubis (Tarikh al-Qur’an, 1941), Abu Bakar Aceh (Sejarah Alquran, 1986),
Mustofa (Sejarah Alquran, 1994) dan sebagainya.
Salah satu karya tafsir di Indonesia
yang cukup ternama juga sebagai objek penelitian dalam makalah ini adalah
Tafsir al-Azhar Karya Prof. Dr. Hamka.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang,
pemakalah merumuskan permasalahan pokok : Manhaj Hamka dalam Tafsir al-Azhar
dengan sub permasalahan yang kemudian dikaji adalah:
1.
Bagaimana proses lahirnya tafsir
al-Azhar?
2.
Bagaimana Sistematika dan Pendekatan
yang digunakan Hamka?
3.
Apa Metode dan corak tafsir
al-Azhar?