BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Ilmu hadis adalah sebuah ilmu pengetahuan
yang independen/otonom dan eksplisit jauh setelah hadisnya bertebaran kenegara-
negara islam , padahal ilmu hadis senantiasa mengiringi hadis sejak
kemunculannya pada masa Rasulullah saw. Hal itu dapat dibuktikan dengan munculnya
beberapa perintah Rausulullah yang mendorong untuk melakukan penulisan dan
klarifikasi berita dan pesan Nabi saw. untuk tidak melakukan pemalsuan hadis “من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار”.[1]
Perkembangan ilmu hadis dari masa ke masa
mencapai puncaknya sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada abad keempat hijriyah
dengan munculnya al-Ra>makhurmuz\i (w. 360 H.) dengan judul bukunya al-Muhaddis\
al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa al-Wa>’i akan tetapi tidak mencakup
keseluruhan ilmu hadis..[2]
Sebagai ulama pertama yang menyusun
tentang ilmu hadis, al-Ra>makhurmuz\i mendapat perhatian tersendiri dari
kalangan ulama dan akademisi, sehingga layak untuk dikaji Manhajnya dalam kitab
tersebut.
Walau demikian, sebagai karya , al-Ra>makhurmuz\i
dan kitabnya tidak akan lepas dari penilaian-penilaian ulama setelahnya, akan
tetapi penilaian tersebut tidak serta merta membawa seseorang untuk tidak
mempelajari dan mengkajinya, karena dibalik setiap keterbatasan akan muncul
beberapa keistimewaan dan keunggulan yang terkadang tidak dimiliki oleh yang
lain.
Dengan demikian, al-Ra>makhurmuz\i dan
kitabnya layak untuk dikaji dan dijadikan pedoman bagi ulama hadis sehingga ditemukan informasi yang penting dari kitab tersebut .
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan pokok yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana Manhaj
al-Ra>makhurmuz\i dalam kitabnya al-Muhaddis\ al-Fa>s}il ,
Permasalahan pokok tersebut dibatasi pada beberapa sub masalah, yaitu:
1.
Bagaimana biografi
al-Ra>makhurmuz\i ?
2.
Bagaimana sistematika dan
metode pembahasan dalam kitab al-Muhaddis\ al-Fa>s}il?
3.
Bagaimana penilaian ulama
terhadap kitab al-Muhaddis\
al-Fa>s}il?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi al-Ra>mahurmuz\i
dan kitabny
1.
Nama dan Masa Hidup
al-Ramahurmuz\i
Al-Ra>mahurmuz\i bernama lengkap Abu> Muhammad al-H{asan ibn
‘Abd al-Rah}ma>n ibn al-Khalla>d al-Fa>risi al-Ra>mahurmuz\i yang
menunjukkan bahwa dia berasal dari Ramahurmuz\, salah satu daerah di wilayah
Persia, atau di arah barat daya kota negara Iran saat ini.[3]
Para sejarawan tidak menyebutkan secara pasti kapan
al-Ra>mahurmuz\i lahir, akan tetapi menurut ‘Ajja>j al-Khat}i>b,
al-Ra>mahurmuz\i kemungkinan lahir pada tahun 265 H.[4]
Al-Ra>mahurmuz\i telah berguru kepada 200 pakar hadis pada zamannya
dalam usaha memperdalam bidang hadis dan ilmu hadis.[5]
Di antara gurunya adalah ayahnya sendiri ‘Abd al-Rah}ma>n ibn
al-Khalla>d, Muhammad ibn ‘Abdillah al-Had}rami (202-297 H./818-910 M.), ,
Abu> Ja’far Muhammad ibn Us\ma>n ibn Abi> Syaibah (w. 297 H./910 M.),
Abu> al-Qa>sim ‘Abdullah ibn Muhammad ibn ‘Abd al-‘Azi>z al-Bagawi
(214-317 H./829-929 M.), dan masih banyak lagi gurunya yang lain.[6]
Adapun murid-muridnya antara lain adalah Abu> ‘Abdillah Ah}mad ibn
Ish}a>q al-Naha>wandi, al-H{asan ibn al-Lais\ al-Syaira>zi, Abu>
Bakar Muhammad ibn Mu>sa> ibn Mardawaih dan Abu> al-H{usain Muhammad
ibn Ah}mad al-Gassa>ni.[7]
AL-Ra>makhurmuz\i hidup pada masa dinasti Buwaihi dan dekat dengan
penguasa pada saat itu, seperti Adu>d al-Daulah (w. 372 H./983 M.),
al-Mahlabi (w. 352 H./963 M.) dan Abu> al-Fad}l ibn al-Ami>d (w. 360
H./971 M.). ketiga penguasa tersebut sering mengajak al-Ra>makhurmuz\i untuk
berdiskusi dalam masalah-masalah hadis dan sastra Arab. Sehingga tidak heran
jika al-Ra>makhurmuz\i diangkat sebagai qa>d}i/hakim di Khuzistan.[8] wafat al-Ra>makhurmuz\i tahun 360 H.
2.
Karya-karya
al-Ramahurmuz\i
Sebagai seorang ulama besar pada masanya, al-Ra>mahurmuz\i di
samping mengajarkan ilmu hadis, Dia juga aktif menulis beberapa karya ilmiah,
baik dalam bidang hadis maupun sastra Arab dalam bahasa Arab dan Persia. Namun
dari sekian banyak karyanya, ‘Ajja>j al-Khat}i>b hanya dapat melacak 15
karyanya dalam bahasa Arab saja. Di antaranya:
a. Adab al-Mawa>id yang membahas tentang masalah-masalah
sastra.
b. Adab al-Na>tiq yang membahas tentang retorika
c. Ima>m al-Tanzi>l fi al-Qur’a>n al-Kari>m yang
memuat tentang Rasulullah saw. dan hadis-hadisnya.
d. Ams\a>l al-Nabi yang menguraikan tentang janji baik
dan buruk di akhirat, hal dan haram, iman dan kufur serta maksud kata-kata
sulit dalam al-Qur’an dikaitkan dengan al-Qur’an dan syair.
e. Rabi’ al-Muti>m fi Akhba>r al-‘Usya>q yang
mengurai tentang sastra dan hadis.
f.
Al-Muh}addis\
al-Fa>s}il bain al-Rawi wa al-Wa>’i yang menjadi objek pembahasan
dalam makalah ini.[9]
Semuanya masih dalam bentuk
manuskrip kecuali kitab yang menjadi objek kajian yaitu al-Muh}addis\
al-Fa>s}il bain al-Rawi wa al-Wa>’i.
3.
Penilaian Ulama
terhadap al-Ramahurmuz\i
Sebagai seorang ulama besar
dalam bidang hadis dan ilmu hadis, sastra dan sejarah, al-Ra<makhurmuz\i
tidak lepas dari penilaian para pada masanya dan setelahnya. Di antara ulama
yang memberikan komentar adalah al-Sam’a>ni, salah seorang gurunya pernah
berkata “al-Ra>mahurmuz\i seorang yang istimewa dan banyak hadisnya”.[10]
Muhammad ibn Ishaq ibn al-Nadi>m memujinya dengan “Abu Muhammad seorang qa>d}i
(hakim), bagus dan indah karyanya, dia menempuh metode al-Ja>hiz{“. Ibn
Suwa>r al-Ka>tib berkata “al-Ra>mahurmuz\i adalah seorang sastrawan
dan meriwayatkan hadis”. Al-S|a’a>labi dalam kitabnya Yati>mah al-Dahr
mengatakan “al-Hasan ibn ‘Abd al-Rah}ma>n termasuk tokoh/taring ilmu
kalam, singa sastra dan seorang tokoh terkemuka pada masanya…”. Sedangkan
al-Z|ahabi menilai al-Ra>mahurmuz\i sebagai seorang imam al-h{a>fiz},
muh}addis\, penulis, pengarang dan penyusun kitab, dan termasuk orang yang
dipercaya, seorang tokoh hadis, sejarawan dan sastrawan”.[11]
4.
Profil Kitab al-Muhaddis\ al-Fa>s}il bain al-Ra>wi
wa al-Wa>’i
Sebagai sebuah karya pertama tentang ilmu
hadis, kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il memiliki karakteristik
tersendiri, baik dari fisiknya maupun manhaj penyusunannya.
A.Karakteristik Kitab
Untuk menghindari
kesimpangsiuran dan perbedaan tentang kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il, pemakalah
akan menguraikan beberapa hal yang terkait dengan kitab yang menjadi objek
kajian dalam makalah ini. Secara fisik, kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Kitab al-Muhaddis\ al-Fa>s}il pada awalnya berupa
manuskrip dalam beberapa eksamplar, yaitu yang terdapat di perpustakaan
fakultas Syari’ah Damaskus, yang terdapat di perpustakaan Kementerian
Pendidikan Damaskus, yang di perpustakaan Universitas Cairo dan yang terdapat
di Perpustakaan Fakultas Da>r al-‘Ulu>m di Universitas Cairo.[12]
b. Kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il untuk pertama kali
ditahqiq (dikaji) oleh Muhammad ‘Ajja>j al-Khat}i>b.
c. Kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il berjudul lengkap al-Muh}addis\
al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa al-Wa>’i Cetakan pertama, di kota
Beirut Lebanon oleh percetakan Da>r al-Fikr, tahun 1391 H./1771 M.
d. Kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il mencakup beberapa
pembahasan, yaitu:
1) Tambahan dari pentahqiq kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il, Di
antaranya:
a) al-Muqaddimah, baik muqaddimah penerbit maupun muqaddimah
pentahqiq Muhammad ‘Ajja>j al-Khat}i>b.
b) Biografi penulis kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il
al-Ra>mahurmuz\i
c) Sekilas tentang kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il.
d) Manuskrip kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il.
e) Isnad al-Kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il.
f) Silsilah dan riwayat kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il.
g) Raferensi Kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il.
h) Jumlah halaman pembahasan tersebut di atas mencapai 157 halaman,
mulai dari halaman 1 hingga 157.
2) Sedangkan pembahasan aslinya memuat beberapa hal, yaitu:
a) Beberapa bab tentang hal-hal yang terkait dengan hadis yang
dimulai dengan bab fad}l al-na>qil dan diakhiri dengan bab al-Mus}annifu>n
min Ruwa>t al-Fiqh fi al-Ams}a>r.
b) Jumlah halaman yang murni karya al-Ra>mahurmuz\i sebanyak 466
halaman, mulai dari halaman 158 hingga 624.
3) Pada penutup kitab al-Muhaddis\ al-Fa>s}il yang telah
ditahqiq tercantum beberapa hal, antara lain:
a) Al-Faha>ris.
b) Mas}a>dir wa Mara>ji’ al-Tah}qi>q wa al-Ta’li>q.
c) Al-Ah{a>di>s\ al-Nabawiyah.
d) Syuyu>kh al-Hasan ibn ‘Abd al-Rah}ma>n
al-Ra>mahurmuz\i.
e) Al-A’la>m selain guru-guru al-Ra>mahurmuz\i.
f) Al-Asy’a>r.
g) Al-Ams\a>l
h) Al-Ama>kin wa al-Masya>hid wa al-Gazawa>t.
i) Maud}u>’a>t Tas}di>r al-Kita>b.
j)
Maud}u>’a>t Kitab
al-Muhaddis\ al-Fa>s}il.
k) Tas}wi>b al-Akht}a>’.
l)
Jumlah halaman untuk
tambahan pokok-pokok pembahasan di atas sebanyak 61 halaman, mulai dari halaman
625 hingga 686.[13]
B.
Manhaj Kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il bain
al-Ra>wi wa al-Wa>’i
Setelah melakukan pembacaan
dan penalaran terhadap kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa
al-Wa>’i karya al-Ra>mahurmuz\i, pemakalah dapat menyimpulkan
beberapa hal terkait dengan metodologi penyusunan dan pembahasannya sebagai
berikut:
a. Al-Ra>makhurmuz\i mengklasifikasi bukunya dalam beberapa bab
seperti bab fad}l al-Na>qil li Sunnah Rasulillah saw.
b. Penjelasan terhadap hal-hal yang terkait dengan bab dilakukan
dengan cara menyebutkan riwayat-riwayat yang terkait dengan bab tersebut dengan
sesekali menjelaskan apa, bagaimana dan di mana keterkaitannya.
c. Setiap bab berisikan beberapa contoh yang terkait dengan babnya,
baik dalam bentuk hadis Nabi, seperti hadis “اللهم ارحم خلفائى
قلنا يا رسول الله، من خلفاؤك قال "الذين يروون أحاديثى وسنتى ويعلمونها
الناس"” dalam bab fad}l
al-Na>qil li Sunnah Rasulillah saw. Bab ini memuat 19 hadis Rasulullah
saw., maupun dalam bentuk perkataan sahabat dan tabi’in, atau nama-nama yang
lain sesuai dengan kebutuhan bab tersebut.
d. Setiap hadis atau aqwa>l al-S}ahabah atau al-ta>bi’i>n
atau atba>’ al-ta>bi’i>n yang dicantumkan dalam kitabnya, dilengkapi
dengan sanad. Sedangkan kitab sumbernya tersebut dicantumkan dalam bentuk footnote
oleh pentahqiq.
e. Setiap kata yang tidak jelas atau sulit maknanya, akan
dijelaskan melalui pendekatan bahasa atau syair. Sedangkan setiap nama guru
al-Ra>makhurmuz\i akan dijelaskan nama lengkapnya dalam footnote oleh
pentahqiq.
f.
Setiap argumen atau
pendapat yang dipaparkan dalam bukunya selalu didasarkan dan dikembalikan
kepada pendapat para ulama semasanya atau sebelumnya, sehingga cenderung ilmu
bi al-ma’s\u>r atau bi al-riwa>yah.
g. Pendapat yang berbeda akan dicantumkan semuanya, meskipun tanpa
ada kesimpulan pendapat yang lebih unggul.
h. Dalam menulis kitabnya, al-Rama>khurmuz\i menekankan pada
hal-hal yang terkait dengan perawi hadis saja, seperti keutamaan perawi hadis,
perawi sahabat yang terkenal nama aslinya, panggilan atau nenek moyangnya dan
sigat tahammul wa al-ada>’.[14]
i.
Pada akhir pembahasan,
al-Ra>makhurmuz\i menjelaskan seputar tentang hal-hal yang terkait dengan
penulisan kitab dan penulis-penulis di setiap kota.[15]
C.
Kelebihan dan
Kekurangan Kitab al-Muhaddis\ al-Fa>s}il
Setiap karya manusia yang terdapat di
dunia ini, paling tidak memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pun kitab al-Muhaddis\
al-Fa>s}il karya al-Ra>makhurmuz\i.
1. Kelebihan al-Muhaddis\ al-Fa>s}il
Di antara keunggulan kitab al-Muhaddis\
al-Fa>s}il adalah:
a.
Kitab tersebut telah
disusun dalam bentuk bab-bab sehingga memudahkan untuk dipahami maksudnya.
b.
Dominan menggunakan bi
al-ma’s\u>r/bi al-riwa>yah dalam setiap argumen dan statemen, baik
dari Nabi saw., sahabat, tabi’in dan ulama-ulama pada masanya, sehingga lebih
dipertanggungjawabkan.
c.
Semua hadis yang tercantum
di dalam kitabnya disertai dengan sanad yang lengkap.
d.
Sumber hadis dan kitabnya
yang tercantum ditulis dalam footnote. Begitupun dengan referensi yang
lain.
e.
Penjelasan kata yang tidak
jelas senantiasa dikembalikan kepada bahasa atau syair sehingga cenderung lebih
bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.
2. Kekurangan al-Muhaddis\ al-Fa>s}il
Di antara keterbatasan kitab al-Muhaddis\
al-Fa>s}il adalah:
a.
Sebagai sebuah karya di
bidang ilmu hadis, kitab al-Muhaddis\ al-Fa>s}il kurang komprehensif.
Hal itu dapat dimaklumi karena termasuk karya pertama.
b.
Hadis-hadis yang
dicantumkan tidak semuanya s}ah}i>h} dan statusnya tidak ditampilkan sehingga
membutuhkan pekerjaan ekstra untuk melacak hadisnya.
c.
Setiap terjadi perbedaan
pendapat antar satu ulama dengan ulama yang lain, baik dari kalangan sahabat
atau tabi’in hanya diungkapkan saja, tanpa ada kesimpulan hadis pendapat mana
yang lebih kuat.
Walau demikian, sebagai sebuah karya
pertama dalam ilmu hadis, para ulama memberikan apresiasi yang sangat tinggi.
Hal itu dapat dilihat dari ungkapan al-Z|ahabi “ما
أحسنه من كتاب ”Betapa bagus
kitab ini”.[16]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merujuk kepada pembahasan sebelumnya dapat
dibuat beberapa poin sebagai kesimpulan akhir sebagai berikut:
1.
Ulama pertama yang membukukan ilmu hadis dirayah adalah
Abu Muhammad ar-Ramahurmuzi (265-360 H) dalam kitabnya, al-Muhaddis al-Fasil bain ar-Rawi wa al- wa 'iz (Ahli Hadis yang
Memisahkan Antara Rawi dan Pemberi Nasihat .
2.
Profil kitab al-Muhaddis\
al-Fa>s}il dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar, yaitu
karakteristik kitab dan manhaj penyusunannya. Karakteristik kitab meliputi
tambahan dari ‘Ajja>j al-Khat}i>b selaku pentahqiq (penyeleksi), karya
asli dari al-Ra>makhurmuz\i dan penutup sebagai tambahan penjelasan dari
pentahqiq.
Dari segi isi dan kandungan,
kitab al-Muhaddis\ al-Fa>s}il termasuk sangat baik untuk ukuran kitab
pertama, karena telah disusun dalam bentuk bab-bab dan argumentasi yang
disodorkan adalah didominasi riwa>yah dari Nabi, sahabat,
ta>bi’i>n dan ulama pada masanya, meskipun pembahasannya belum mencakup
semua ilmu hadis pada masa itu.
3.
Kelebihan dan kekurangan
ditentukan dari sudut pandang sipeneliti pada masanya, meskipun tetap
memperhatikan masa penyusunan kitab tersebut. Dengan demikian, kitab
al-Muhaddis\ al-Fa>s}il tentu mengandung berbagai keunggulan dan
keterbatasan. Di antara keunggulannya atau kelebihan dapat dilihat dari sisi
sistematika pembahasan yang berbentuk bab-bab, dari sisi penyusunan argumentasi
yang ditekankan pada riwayat dan dari sisi penjelasan kata/mufradat yang
dikembalikan pada kamus-kamus kebahasaan dan syair.
Sementara keterbatasannya,
dapat dilihat dari sisi cakupan dan kandungan ilmu hadisnya yang kurang
komprehensif, dari sisi argumentasi hadis yang mengabaikan statusnya, dari sisi
penyelesaian masalah yang tidak menyimpulkan hasilnya dan dari sisi konsistensi
yang kadang melebar dan berpanjang lebar.
B.
Implikasi
Sejarah
perkembangan ilmu hadis telah ada sejak Rasulullah saw. meskipun dalam bentuk
ambrio/benih dan terus berkembang hingga menjadi sebuah ilmu yang mandiri.
Saat ini, ulama yang berkecimpung di
bidang hadis dan ilmu hadis harus terus mengembangkan metodologi ilmu hadis,
agar tidak terjadi stagnan seperti yang pernah dialami pada abad ketigabelas
dan empatbelas awal. Apatahlagi, saat
ini, kajian metodologi ilmu hadis bukan
hanya dilakukan oleh ulama Islam, tetapi juga oleh para orientalis, terlepalas
dari apa niat mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukha>ri,
Abu> ‘Abdillah Muhammad ibn Isma>’i>l. al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h.
Juz. I. Cet. III; Beirut: Da>r Ibn Kas\i>r, 1407 H./1987 M.
Al-H{amawi,
Ya>qu>t. Mu’jam al-Adibba>’. CD-ROM al-Maktabah al-Sya>milah
dari http://www.alwarraq.com.
Al-Khat}i>b,
Muhammad ‘Ajja>j. Us}u>l al-H}adi>s\. Beirut: Da>r al-Fikr,
1409 H./1989 M.
Al-Ra>mahurmuz\i,
al-H{asan ibn ‘Abd al-Rah}ma>n. al-Muh}addis\ al-Fa>s}il bain
al-Ra>wi wa al-Wa>’i. Cet. I; Beirut: Da>r al-Fikr, 1391 H./1771
M.
Al-S}afdi>.
al-Wa>fi bi al-Wafaya>t. Juz. IV. CD_ROM al-Maktabah
al-Sya>milah diambil dari http://www.alwarraq.com.
Al-Syairu>zi,
Abu> ‘Amar ‘Us\ma>n ibn ‘Abd al-Rah}ma>n.‘Ulu>m al-H}adi>s\. Cet.
II; al-Madi>nah al-Munawwarah: al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 1972 M.
Al-Z|ahabi, Muhammad ibn Ahmad
ibn ‘Us\ma>n. Taz\kirah al-H}uffa>z\. Juz. III. CD-ROM al-Maktabah al-Sya>milah.
al-Z|ahabi,
Syams al-Di>n Muh{ammad ibn Ah{mad ibn ‘Us\ma>n. Siyar A’la>m
al-Nubala>’. vol. XVI. Cet. IX; Beirut: Muassasah al-Risa>lah, 1413
H./1993 M.
Azra, Azyumardi., dkk, Ensiklopedi Islam. vol. VI.
Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005 M.
Khon,
H. Abdul Majid.Ulumul Hadis. Cet.
I; Jakarta: Amzah, 2008.
[1]Abu>
‘Abdillah Muhammad ibn Isma>’i>l al-Bukha>ri, al-Ja>mi’
al-S}ah}i>h}, Juz. I (Cet. III; Beirut: Da>r Ibn Kas\i>r,
1407 H./1987 M.), h. 52.
[2]H. Abdul
Majid Khon, Ulumul Hadis (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2008), h. 82.
[3]Syams
al-Di>n Muh{ammad ibn Ah{mad ibn ‘Us\ma>n al-Z|ahabi, Siyar A’la>m
al-Nubala>’, vol. XVI (Cet. IX; Beirut: Muassasah al-Risa>lah,
1413 H./1993 M.), h. 73.
[4]Al-Khat}i>b
mengungkapkan tahun kelahiran tersebut saat men-tahqi>q (mengoreksi)
kitab al-Ra>mahurmuz\i, al-Muh}addis\ al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa
al-Wa>’i (Cet. I; Beirut: Da>r al-Fikr, 1391 H./1771 M.), h. 11.
[5]Azyumardi
Azra dkk, op.cit., vol. VI, h. 39.
[6]Muhammad
ibn Ahmad ibn ‘Us\ma>n al-Z|ahabi, Taz\kirah al-H}uffa>z\ (CD-ROM
al-Maktabah al-Sya>milah), Juz. III, h. 905. Untuk lebih lengkapnya, lihat:
pengantar kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa al-Wa>’i.
op.cit., h. 19-22.
[7]Al-S}afdi>,
al-Wa>fi bi al-Wafaya>t, Juz. IV (CD_ROM al-Maktabah
al-Sya>milah diambil dari http://www.alwarraq.com),
h. 148. Dan Syams al-Di>n Muhammad ibn Ah}mad ibn ‘Us\ma>n al-Z|ahabi, op.cit.,
Juz. XVI, h. 73.
[8]Azyumardi
Azra dkk, op.cit., vol. VI, h. 39.
[9]Lihat
juga: Pengantar kitab al-Muh}addis\ al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa
al-Wa>’i. op.cit., h. 23-25. dan Azyumardi Azra dkk, op.cit., vol.
IV, h. 39.
[10]
‘Us\ma>n ibn ‘Abd al-Rah}ma>n.‘Ulu>m al-H}adi>s\. Cet. II;
al-Madi>nah al-Munawwarah: al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 1972 M.
[11]Dikutip
dari beberapa kitab, antara lain: Ya>qu>t al-H{amawi, Mu’jam
al-Adibba>’ (CD-ROM al-Maktabah al-Sya>milah dari
http://www.alwarraq.com), h. 363-365, dan Pengantar kitab al-Ra>mahurmuz\i, al-Muh}addis\
al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa al-Wa>’i. op.cit., h. 11.
[12]Muhammad
‘Ajja>j al-Khat}i>b, Us}u>l al-H}adi>s\ (Beirut: Da>r
al-Fikr, 1409 H./1989 M.), 13.
[13]al-Ra>mahurmuz\i,
al-Muh}addis\ al-Fa>s}il bain al-Ra>wi wa al-Wa>’i. op.cit.
[14]Dikaji
dan disadur dari kitab al-Ra>makhurmuz\i, al-Muhaddis\ al-Fa>s}il bain
al-Ra>wi wa al-Wa>’i, op.cit.
[15]Ibid.
[16]Syams
al-Di>n Muhammad ibn Ah}mad ibn ‘Us\ma>n al-Z|ahabi, op.cit., Juz.
XVI, h. 73.
0 komentar:
Posting Komentar
apakah anda tidak menemukan yang anda cari??? silahkan tuliskan sesuatu yang anda cari itu....