oleh: Sudirman, S.Th.I
BAB 1
PENDAHULUAN
Kini perhatian mereka beralih kepada tasawuf, yang nampaknya hampir saja tak terselematkan dan terkebiri sesuai dengan mentelitas mereka yang tak terkendali.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disorentasi Manusia Moderen
Disorentasi adalah kesalahan arah,tujuan, serta maksud. Sementara manusia moderen ialah manusia yang mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri.dan masyarakat moderen menurut Ata’ Muzhar, ditandai oleh lima hal, yakni: pertama, berkembnnya mass culture karena pengaru kemajuan mass media sehingga kultur tidak lagi menjadi lokal. Kedua,tumbuhnya sikap lebih mengakui kebebasan betindak manusia menuju perubahan masa depan.Ketiga,tumbuhnya berfikir rasional. keempat,tumbuhnya sikap hidup yang materialistik. Kelima,meningkatnya laju urbanisasi.
Sebagai akibat modernisasi dan industriakisasi, kadang-kadang manusia mengalami degradasi moral yang dapat menjatuhkan harkat dan martabanya,meluncur bagaikan binatang. Bahkan lebih hina daripadanya.
Masyarakat moderen yang mempunyai ciri tersebut, ternyata menyimpan problem hidup yang sulit dipecahkan.Rasionalisasi, sekularisasi, materialime, dan lain sebagainya ternyata tidak menambah kebahagian dan ketentraman hidupnya, akan tetapi sebaliknya menimbulkan kegelisahan hidup.Sebab mereka bergerak menjauh dari pusat, sementara pemahaman yang berdasrkan wahyu mereka tinggalkan hidup dalam sekuler.
Selanjutnya bagaimana zuhud sebagai upaya pembentukan sikap terhadap dunia di masa moderen seperti in. Untuk mengungkap hal ini, maka perlu melihat masyarakat moderen itu[1].
Masyarakat moderen ialah masyarakat yang cenderung menjadi sekuler. Hubungan antara anggota masyarakat tidak lagi atas dasar perinsip tradisi atau persaudaraan. Masyarakat bebas terhdap kontrol agama dan pandangan dunia metafisis,ciri-cirinya menghilngkan nilai sakral terhdap dunia.Meletakkan hidup manusia dalam konteks kenyataan sejarah, dan penisbian nilai-nilai.
Masyarakat yang demikian adalah masyarakat yang dikatakan the post- industrial society telah kehilangan Visi ilahi.masyarakat demikian telah tumpul penglihatan itlectnrusnya dalam melihat realita hidup dan kehidupan. Kehilangan visi keilahian ini bisa mengakibatkan timbulnya gejala pisikologis, yakni adanya kehampaan spiritual, dan akibatnya akan kita jumpai banyak orang yang stres, resah, bingung, gelisah, gunda gulana dan stimuk penyakit kejiwaan, akibat tidak mempunyai pegangan dalam hidup ini.
B. Spritualisme Sebuah Solusi
Islam diturungkan sebagai rahmatan lil Alamin, diturunkan dalam konteks zamannya untuk memecahkan problem kemasyarakatan pada masa itu.Manusia moderen mendamba Allah. Kalau kita melihat dekade belakanagan ini menyaksikan adanya kebutuhan baru yang besar akan spritualisme, baik di dunia secara umum maupun di kalangan kaum muslimin. Kebutuhan spritualisme di negara-negara maju sudah lama terasa., dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Di Amerika Serikat, misalnya, kebutuhan akan spritualisme semakin kuat sejak tahun 1960-an. Hal ini bisa kita lihat dari amraknya budaya hippies, yang memberontak terhadap nilai-nilai kemapanan. Mereka pun mencari-cari alternatif-alternatif baru. Ada yang positif, seperti ketika mereka pergi ke India untuk belajar yoga dan Hinduisme, tetapi tidak sedikit yang tampak negatif. Maka bermuculanlah beragam bentuk spritualime model kultus-kultus.
Sebuah majalah terkemuka di Amerika Serikat. Time beberapa tahun lalu melaporkan adanya kecendrungan pada masyarakat Aamerika zserikat yang meningkat unntuk kembali kapada Tuhan. Majalah itu, berdasarkan hasil; polling yang mereka buat,mengatakan bahwa saat ini lebih banyak orang(AS) yang berdoa ketimbang ”berolaraga, pergi kebioskop ataupun berhubungan seks” kecendrungan akan spritulisme semakin tinggi.
Memang, disamping ditandai oleh derasnya arus informasi dan dahsyatnya arus perkembangan teknologi informasi. zaman ini juga ternyata diwarnai arus baru ditengah masyarakat dunia,yaitu kerinduan pada kesejukan batin dan kedamaian jiwa, dan mencari inspirasi dan kebijakan dari filsafat timur dan informasi tentang persoalan inner-self menjadi sesuatu trendy belakangan ini.
Di Amerika Serikat dan Eropa, karya-karya jalaluddin Rumi yang dicetak dalam bentuk digitalmenjadi best seller. Satu asumsi menyebutkan bahawa hasrat yang begitu besar terhadap rumi merupan wujud keinginan mesysarakat Amerika untuk menemuka life styl alternatif dari dunia moderen yang sudah jenuh.[2]
Setelah peroblem keumatan berkembang, maka sebagai tuntutan historis kultural dan historis, muncullah mazhab dalam berbagai bidang, seperti politik, ilmu kalam, fiqih dan tasawuf, yang selanjutnya menampilkan diri sebagai disiplin ilmu keislaman. Berbagai rumusan mazhab itu tidak bisa terlepas dari konteks zamannya.
Dan tasawuf sebagai salah satu disiplin ilmu keislaman tidak bisa keluar dari kerangka itu; rumusan ajaran tasawuf klsik, khususnya yang menyangkut konsep zuhud sebagai maqam yang diartikan sebagai sikap menjauhi dunia dan isolasi terhadap keramaian duniawi. Semata-mata ingin bertemu dengan makrifat kepada Allah SWT., sebagaimana yang dirumuskan oleh ’ ulama’ terdahulu Hasan Al-Basri . disisi lain hal tesebut bisa diberi makna bahwa situasi dan kondisi pada waktu itu menghendaki demikian, yakni sebagai reaksi terhadap sistem sosial, politik dan ekonomi.
Ketika islam telah tersebar kemana-mana, maka melahirkan kemakmuran terhadap negara islam, disatu pihak,dan pertikaian politik interen umat islam, dipihak lain, sehinggga menimbulkkan perang saudara yang berawal dari fitnatulkubra serta perilaku politik pada waktu itu.
Melihat keadaaan itu, sebagian ulama menjauhkan diri dari keramaian dunia ( uzlah). Gerakan ini bisa bermakna etis, yakni gerakan yang memotres situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomi pada waktu itu. Dan ,konsep zuhud sangat ekstrim setelah mengalami perkembngan lebih lanjut, yakni tasawuf dalam bentuk tariqah.
Apabila masyarakat moderen ini menempatkan diri pada proporsinya, dan ingin menghilangkan problem psikologis dan etik, menurut Hossein Nasr ialah kembali kepada agama melalui tasawuf. Inti tasawuf ialah kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung antara manusia dengan Tuhannya, sebagai perwujudan dari ihsan .
Dalam kaitannya dengan disorentasi manusia moderen, maka secara praktis tasawuf mempunyai potensi besar karena mampu menawarkan pembebasan spritual, ia mengajak manusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya mengenal Tuhannya. Bagi tasawuf penyelesaian dan perbaikan keadaan tidak dapat dengan sempurna hanya dicari dalam kehidupan lahir, karena kehidupan lahir itu hanya merupakan gambaran atau kehidupan manusia yang digerakkan oleh tiga kekuatan pokok yang ada pada diri manusia, yaitu akal, syahwat,dan nafsu amarah. Jika ketiganya dapat diseimbngkan maka hidup manusia akan menjadi normal. Dengan kata lain perdamaian terletak pada perseimbangan.[3]
[1] Dr. Asmaran.As.,M.A. pengantar studi tasawuf (Rajawali pers, 2000) hal.57
[2] Haidar Bagir, buku saku tasawuf,( pustaka Iman,2005) hal.25
[3] Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, M.A.zuhud di abad moderen (pustaka pelajar,2003) hal.179
BAB 1
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Kini perhatian mereka beralih kepada tasawuf, yang nampaknya hampir saja tak terselematkan dan terkebiri sesuai dengan mentelitas mereka yang tak terkendali.
- B. Rumusan msalah
- Apa yang dimaksud dengan disorentasi manusia moderen,beserta penyebabnya?
- Dan apa solusisinya ?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disorentasi Manusia Moderen
Disorentasi adalah kesalahan arah,tujuan, serta maksud. Sementara manusia moderen ialah manusia yang mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri.dan masyarakat moderen menurut Ata’ Muzhar, ditandai oleh lima hal, yakni: pertama, berkembnnya mass culture karena pengaru kemajuan mass media sehingga kultur tidak lagi menjadi lokal. Kedua,tumbuhnya sikap lebih mengakui kebebasan betindak manusia menuju perubahan masa depan.Ketiga,tumbuhnya berfikir rasional. keempat,tumbuhnya sikap hidup yang materialistik. Kelima,meningkatnya laju urbanisasi.
Sebagai akibat modernisasi dan industriakisasi, kadang-kadang manusia mengalami degradasi moral yang dapat menjatuhkan harkat dan martabanya,meluncur bagaikan binatang. Bahkan lebih hina daripadanya.
Masyarakat moderen yang mempunyai ciri tersebut, ternyata menyimpan problem hidup yang sulit dipecahkan.Rasionalisasi, sekularisasi, materialime, dan lain sebagainya ternyata tidak menambah kebahagian dan ketentraman hidupnya, akan tetapi sebaliknya menimbulkan kegelisahan hidup.Sebab mereka bergerak menjauh dari pusat, sementara pemahaman yang berdasrkan wahyu mereka tinggalkan hidup dalam sekuler.
Selanjutnya bagaimana zuhud sebagai upaya pembentukan sikap terhadap dunia di masa moderen seperti in. Untuk mengungkap hal ini, maka perlu melihat masyarakat moderen itu[1].
Masyarakat moderen ialah masyarakat yang cenderung menjadi sekuler. Hubungan antara anggota masyarakat tidak lagi atas dasar perinsip tradisi atau persaudaraan. Masyarakat bebas terhdap kontrol agama dan pandangan dunia metafisis,ciri-cirinya menghilngkan nilai sakral terhdap dunia.Meletakkan hidup manusia dalam konteks kenyataan sejarah, dan penisbian nilai-nilai.
Masyarakat yang demikian adalah masyarakat yang dikatakan the post- industrial society telah kehilangan Visi ilahi.masyarakat demikian telah tumpul penglihatan itlectnrusnya dalam melihat realita hidup dan kehidupan. Kehilangan visi keilahian ini bisa mengakibatkan timbulnya gejala pisikologis, yakni adanya kehampaan spiritual, dan akibatnya akan kita jumpai banyak orang yang stres, resah, bingung, gelisah, gunda gulana dan stimuk penyakit kejiwaan, akibat tidak mempunyai pegangan dalam hidup ini.
B. Spritualisme Sebuah Solusi
Islam diturungkan sebagai rahmatan lil Alamin, diturunkan dalam konteks zamannya untuk memecahkan problem kemasyarakatan pada masa itu.Manusia moderen mendamba Allah. Kalau kita melihat dekade belakanagan ini menyaksikan adanya kebutuhan baru yang besar akan spritualisme, baik di dunia secara umum maupun di kalangan kaum muslimin. Kebutuhan spritualisme di negara-negara maju sudah lama terasa., dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Di Amerika Serikat, misalnya, kebutuhan akan spritualisme semakin kuat sejak tahun 1960-an. Hal ini bisa kita lihat dari amraknya budaya hippies, yang memberontak terhadap nilai-nilai kemapanan. Mereka pun mencari-cari alternatif-alternatif baru. Ada yang positif, seperti ketika mereka pergi ke India untuk belajar yoga dan Hinduisme, tetapi tidak sedikit yang tampak negatif. Maka bermuculanlah beragam bentuk spritualime model kultus-kultus.
Sebuah majalah terkemuka di Amerika Serikat. Time beberapa tahun lalu melaporkan adanya kecendrungan pada masyarakat Aamerika zserikat yang meningkat unntuk kembali kapada Tuhan. Majalah itu, berdasarkan hasil; polling yang mereka buat,mengatakan bahwa saat ini lebih banyak orang(AS) yang berdoa ketimbang ”berolaraga, pergi kebioskop ataupun berhubungan seks” kecendrungan akan spritulisme semakin tinggi.
Memang, disamping ditandai oleh derasnya arus informasi dan dahsyatnya arus perkembangan teknologi informasi. zaman ini juga ternyata diwarnai arus baru ditengah masyarakat dunia,yaitu kerinduan pada kesejukan batin dan kedamaian jiwa, dan mencari inspirasi dan kebijakan dari filsafat timur dan informasi tentang persoalan inner-self menjadi sesuatu trendy belakangan ini.
Di Amerika Serikat dan Eropa, karya-karya jalaluddin Rumi yang dicetak dalam bentuk digitalmenjadi best seller. Satu asumsi menyebutkan bahawa hasrat yang begitu besar terhadap rumi merupan wujud keinginan mesysarakat Amerika untuk menemuka life styl alternatif dari dunia moderen yang sudah jenuh.[2]
Setelah peroblem keumatan berkembang, maka sebagai tuntutan historis kultural dan historis, muncullah mazhab dalam berbagai bidang, seperti politik, ilmu kalam, fiqih dan tasawuf, yang selanjutnya menampilkan diri sebagai disiplin ilmu keislaman. Berbagai rumusan mazhab itu tidak bisa terlepas dari konteks zamannya.
Dan tasawuf sebagai salah satu disiplin ilmu keislaman tidak bisa keluar dari kerangka itu; rumusan ajaran tasawuf klsik, khususnya yang menyangkut konsep zuhud sebagai maqam yang diartikan sebagai sikap menjauhi dunia dan isolasi terhadap keramaian duniawi. Semata-mata ingin bertemu dengan makrifat kepada Allah SWT., sebagaimana yang dirumuskan oleh ’ ulama’ terdahulu Hasan Al-Basri . disisi lain hal tesebut bisa diberi makna bahwa situasi dan kondisi pada waktu itu menghendaki demikian, yakni sebagai reaksi terhadap sistem sosial, politik dan ekonomi.
Ketika islam telah tersebar kemana-mana, maka melahirkan kemakmuran terhadap negara islam, disatu pihak,dan pertikaian politik interen umat islam, dipihak lain, sehinggga menimbulkkan perang saudara yang berawal dari fitnatulkubra serta perilaku politik pada waktu itu.
Melihat keadaaan itu, sebagian ulama menjauhkan diri dari keramaian dunia ( uzlah). Gerakan ini bisa bermakna etis, yakni gerakan yang memotres situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomi pada waktu itu. Dan ,konsep zuhud sangat ekstrim setelah mengalami perkembngan lebih lanjut, yakni tasawuf dalam bentuk tariqah.
Apabila masyarakat moderen ini menempatkan diri pada proporsinya, dan ingin menghilangkan problem psikologis dan etik, menurut Hossein Nasr ialah kembali kepada agama melalui tasawuf. Inti tasawuf ialah kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung antara manusia dengan Tuhannya, sebagai perwujudan dari ihsan .
Dalam kaitannya dengan disorentasi manusia moderen, maka secara praktis tasawuf mempunyai potensi besar karena mampu menawarkan pembebasan spritual, ia mengajak manusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya mengenal Tuhannya. Bagi tasawuf penyelesaian dan perbaikan keadaan tidak dapat dengan sempurna hanya dicari dalam kehidupan lahir, karena kehidupan lahir itu hanya merupakan gambaran atau kehidupan manusia yang digerakkan oleh tiga kekuatan pokok yang ada pada diri manusia, yaitu akal, syahwat,dan nafsu amarah. Jika ketiganya dapat diseimbngkan maka hidup manusia akan menjadi normal. Dengan kata lain perdamaian terletak pada perseimbangan.[3]
[1] Dr. Asmaran.As.,M.A. pengantar studi tasawuf (Rajawali pers, 2000) hal.57
[2] Haidar Bagir, buku saku tasawuf,( pustaka Iman,2005) hal.25
[3] Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, M.A.zuhud di abad moderen (pustaka pelajar,2003) hal.179
0 komentar:
Posting Komentar
apakah anda tidak menemukan yang anda cari??? silahkan tuliskan sesuatu yang anda cari itu....